Selasa, 10 November 2009

LANJUTAN BAB II

 hal 3........

(2) ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran;
(3) pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki;
(4) sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair;
(5) cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam
tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan
dongeng (folktale), seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat,
Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah,
dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali;
(6) nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi.
b. Folklor sebagian Lisan
Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact), meliputi
sebagai berikut:
(1) kepercayaan dan takhayul;
(2) permainan dan hiburan rakyat setempat;
(3) teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk;
(4) tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing,
ronggeng;
(5) adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan;
(6) upacara tradisional seperti tingkeban, turun tanah, dan temu
manten;
(7) pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat.
c. Folklor Bukan Lisan
Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut:
(1) arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo
di Jawa, Rumah Gadang di Minangkabau, Rumah Betang di
Kalimantan, dan Honay di Papua;
Gambar 2.7
Suku Sunda menyanyikan
pantun.
Sumber Indonesian Heritage: Agama dan Upacara.
Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. 35
(2) seni kerajinan tangan tradisional,
(3) pakaian tradisional;
(4) obat-obatan rakyat;
(5) alat-alat musik tradisional;
Gambar 2.8 Upacara Seren
taun di Kasepuhan Banten
Kidul sebagai penghormatan
kepada Dewi Sri.
Sumber: Kompas
(6) peralatan dan senjata yang khas tradisional;
(7) makanan dan minuman khas daerah.
3. Mitos
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi
oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia
lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada
umumnya mengisahkan tentang terjadinya alam semesta, dunia,
manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk
topografi, gejala alam dan sebagainya. Mitos juga mengisahkan
petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka
dan sebagainya. Selain berasal dari Indonesia, adapula mitos
yang berasal dari luar negeri. Mitos yang berasal dari luar negeri
pun pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut
sehingga tidak terasa lagi asing. Hal ini disebabkan cerita-cerita
itu mengalami proses adaptasi. Menurut Moens-Zorab orang Jawa
bukan saja telah mengambil alih mitos-mitos dari India, melainkan
juga telah mengadopsi dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan
Hindu sebagai dewa dan pahlawan Jawa. Bahkan orang Jawa pun
percaya bahwa mitos-mitos itu (di antaranya berasal dari cerita
epos Ramayana dan Mahabharata) terjadi di Jawa. Di Jawa Timur
misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan
Bali sebagai gunung suci Mahameru, atau sedikitnya sebagai Puncak
Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
36 Sejarah SMA/MA Jilid 1 Kelas X
Mitos di Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam
semesta (cosmogony) terjadinya susunan para dewa dunia dewata
(pantheon) terjadinya manusia pertama dan tokoh pahlawan budaya
(culture hero); terjadinya makanan pokok, seperti beras dan
sebagainya. Mengenai mite terjadinya padi, dikenal adanya Dewi
Sri yang dianggap sebagai dewi padi orang Jawa. Menurut versi
Surabaya (Jawa Timur), Dewi Sri adalah putri raja Purwacarita. la
mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Sadana. Pada
suatu hari selagi tidur, Sri dan Sedana disihir oleh ibu tirinya. Sadana
diubah menjadi seekor burung layang-layang dan Sri diubah
menjadi ular sawah. Versi lain dari Jawa menceritakan bahwa padi
berasal dari jenazah Dewi Sri, istri Dewa Wisnu.
Selain padi ada tanaman-tanaman lain yang juga berasal
dari jenazah Dewi Sri, seperti: dari tubuhnya tumbuh pohon
aren; dari kepalanya tumbuh pohon kelapa dari kedua tangannya
tumbuh pohon buah-buahan; dari kedua kakinya tumbuh tanaman
akar-akaran, seperti ubi jalar dan talas. Dewi Sri meninggal
karena dirongrong terus menerus oleh raksasa yang bernama Kala
Gumarang. Raksasa ini sangat keras hati sehingga walau sudah
meninggal ia masih menjelma menjadi rumput liar, yang selalu
mengganggu tanaman padi, jelmaan Dewi Sri. Istilah motif dalam
ilmu folklor berarti unsur-unsur suatu cerita. Motif teks cerita
rakyat adalah unsur dari suatu cerita yang menonjol dan tidak
biasa sifatnya. Unsur itu dapat berupa benda, hewan yang luar
biasa, suatu konsep (larangan atau tabu), suatu perbuatan (ujian
ketangkasan), penipuan terhadap suatu tokoh, angka keramat dan
sebagainya. Mengenai mitologi tentang tokoh-tokoh rakyat di
seluruh dunia, seperti cerita Oedipus, Theseus, Romulus, Nyikang
(dari Afrika), dan Ratu Watu Gunung (dari Jawa) pada umumnya
mengandung unsur-unsur di antaranya: ibunya seorang perawan;
ayahnya seorang raja; terjadi proses perkawinan yang tidak wajar;
ia dikenal juga sebagai putra dewa; ada usaha sang ayah untuk
membunuhnya; disembunyikan secara rahasia; dipelihara oleh
orang tua angkatnya; kembali menuju dan menduduki tahrta
kerajaan; menikah dengan seorang putri; dan sebagainya.
Dengan mengamati unsur-unsur yang mendasari mitos
maupun legenda tokoh-tokoh rakyat seluruh dunia. Raglan berkesimpulan
bahwa penyebab adanya kesamaan riwayat hidup
tokoh-tokoh dalam cerita prosa rakyat karena adanya pola perumusan
yang sama. Oleh karena itu, walaupun tokoh-tokoh itu
benar-benar ada, tetapi cerita siklus tokoh-tokoh rakyat kurang
mengandung nilai sejarah. Hal ini disebabkan cerita prosa rakyat
itu sudah diubah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rumus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar